Sebelum masuk ke proses pembuatan, perlu
diketahui terlebih dulu bagaimana prinsip kerja sebuah mesin tetas,
yaitu menghangatkan telur dalam suhu tertentu hingga telur bisa menetas.
Suhu hangat ini bisa diambil dari sumber lampu berdaya 40 Watt, sebagai
pengganti tubuh hangat induk saat mengerami telurnya.
Ruangan di dalam mesin tetas, meski
hangat, tetap membutuhkan sirkulasi udara yang lancar. Dalam hal ini,
kita bisa menggunakan kipas / fan kecil yang biasa digunakan dalam
perangkat komputer (PC), kipas ini juga berfungsi untuk mengatur
kelembaban didalam inkubator. Sedangkan untuk mengetahui suhu di dalam
ruang mesin tetas, kita gunakan thermometer baik model biasa atau
digital.
Temperatur yang ideal dalam inkubator
Temperatur atau suhu ideal yang diperlukan dalam mesin tetas adalah
sekitar 98 -100.3 °F atau 36,5 – 38 °C. Apabila suhunya “meleset”
sedikit rendah dari kisaran tersebut, biasanya tidak memberikan efek
signifikan.
Misalnya, saat mesin tetas dioperasikan, aliran listrik satu kampung
mati beberapa jam. Mesin tetas masih menyimpan panas beberapa saat,
kemudian berangsur-angsur menurun selama aliran listrik belum menyala.
Tentu kalau terkena giliran pemadaman sampai setengah hari lebih, risiko
kegagalan penetasan bisa saja terjadi, terutama pada 3 hari pertama
telur dimasukkan ke mesin tetas, dan 3 hari terakhir sebelum telur
menetas.
Bagaimana jika suhu “meleset” di atas kisaran normal? Ini justru yang berbahaya, karena akan mematikan sel benih (discus germinalis),
atau embrio yang merupakan pengembangan dari sel benih di dalam telur.
Iru sebabnya, pengadaan thermostat dalam mesin tetas sangat diperlukan.
Peranti yang banyak dijual di poultry shop (khususnya toko
besar) ini secara otomatis akan mematikan lampu ketika suhu di dalam
mesin tetas mencapai batasan maksimal (misalnya 38 °C).
Bahan baku pembuatan mesin tetas
Kali ini kita akan membuat mesin tetas dengan menggunakan boks
styrofoam, yang biasa digunakan untuk menyimpan minuman dingin / es
batu. Adapun bahan baku yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- Kotak / boks styrofoam.
- Pipa PVC dan ring untuk dijadikan tongkat pemutar telur.
- Botol bekas obat (2 buah).
- Satu set lampu bohlam dengan total daya 40 Watt.
- Kabel listrik secukupnya, selang, dan botol air mineral.
- Fan / kipas angin mini yang biasa digunakan untuk komputer / PC.
- Thermostat (bisa dibeli di poultry shop).
- Thermometer (boleh analog / biasa maupun digital).
- Kawat ram.
- Spons dan nampan atau mangkuk
- Adaptor 12 Volt untuk menghidupkan kipas angin bekas komputer.
- dan lain-lain yang disertakan dalam gambar di di bawah ini.
Secara umum pemasangan atau instalasi dari mesin tetas bisa dilihat pada rangkaian di bawah ini :
Berikut skema pemasangan semua bahan baku :
Cara pembuatan
Pertama, kita akan membuat jendela untuk memantau bagian dalam mesin
tetas dari luar. Caranya dengan memotong bagian tengah dari penutup
boks styrofoam, kemudian dilapisi dengan kaca transparan.
Setelah kaca ditempelkan, selanjutnya membuat beberapa lubang di
setiap dinding boks, untuk lubang ventilasi udara, lubang kabel,
penampungan air, dan untuk alat pemutar telur.
Pada gambar di bawah ini ada 2 lubang ventilasi udara, 1 lubang untuk
penampungan air, 1 lubang untuk kabel, dan 2 lubang pada sisi
kiri-kanan untuk alat pemutar telur.
Siapkan beberapa buah spons / busa, kemudian
dimasukkan dalam wadah / nampan kotak dan diletakkan di bagian dasar
boks styrofoam.
Langkah
berikutnya mengambil kawat ram, kemudian dilipat seperti dalam gambar
di bawah ini. Panjang dan lebar kawat disesuaikan dengan ukuran boks
styrofoam yang Anda dapatkan.
Sekarang masukjan kawat yang sudah dipotong ke dalam boks. Berikutnya, masukkan selang yang sudah disambung dengan botol air mineral ke dalam lubang yang sudah dibuat.
Waktunya
kita membuat penopang untuk tempat menyimpan telur, atau bisa juga
disebut sebagai rak telur. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam
pembuatan rak telur:
Pertama, rak telur biasa seperti gambar di bawah ini.
Kalau menggunakan model pertama, maka telur perlu ditempatkan dalam egg tray sederhana seperti gambar di bawah ini. Model ini nampaknya hanya cocok untuk menetaskan telur ayam dan itik, karena susah untuk mendapatkan egg tray kecil untuk telur burung.
Kedua, sama seperti model pertama, namun tidak menggunakan egg tray.
Sebagai gantinya, Anda dapat menambahkan sekat dari bahan tripleks.
Model ini bisa digunakan untuk penetasan telur burung. Sekat ini akan
mengamankan telur saat diputar, terutama jika jumlah telur yang
ditetaskan sedikit. Selain dari tripleks, sekat juga bisa dibuat dengan
menggunakan benang bagor yang kedua ujungnya dipakukan pada rangka rak
telur. Pastikan posisi benang pada ketinggian sekitar 2/3 dari panjang
telur.
Setelah rak telur selesai dibuat, kini saatnya disatukan dengan
batang pipa PVC, yang akan dihubungkan dengan alat pemutar telur. Jadi
siapkan dua buah ring yang sesuai dengan diameter PVC tadi. Jika tidak
ada, Anda bisa mengakalinya dengan menggunakan potongan seng atau
alumunium yang bisa menjepit batang pipa tersebut.
Masukan pipa PVC ke lubang di sisi kanan atau kiri yang sebelumnya
sudah dbuat. Sangkutkan papan penopang ini pada tongkat PVC, hingga
bergantung di tengah. Setelah dirasa kuat dan pas, barulah kita
kencangkan dengan menggunakan baut.
Tahap pertama sudah selesai.
Sekarang kita beralih ke tahap selanjutnya, yaitu merangkai instalasi listriknya.
Tempelkan kipas angin kecil / fan yang bisa dibeli di toko komputer.
Pasangkan juga lampu dan thermostat. Cara pemasangannya bisa dilihat
kembali pada gambar di atas.
Yang harus diperhatikan, dalam gambar diatas digunakan kipas 220 V.
Tetapi di sini kita tidak menggunakan kipas tersebut, dengan alasan
penghematan listrik. Jadi, kita akan menggunakan kipas dengan daya 12 V
DC, di mana kabel-kabel dari kipas ini tidak dihubungkan dengan lampu
dan thermostat, tapi menggunakan adaptor 12 VDC.
Tadi sudah dijelaskan soal pembuatan 2
lubang untuk ventilasi udara. Sekarang tutup lubang ventilasi itu dengan
dua botol bekas obat. Sebelum digunakan, potong dulu ujung dari botol
tersebut agar berlubang.
Pembuatan sudah menuju tahap akhir.
Sekarang kita rapikan kabel-kabel yang berada di luar boks. Misalnya
menyambung kabel untuk listrik dan kabel untuk kipas yang bersumber dari
adaptor. Perlu diperhatikan, penyambungan kabel listrik harus rapi dan
hati-hati untuk mencegah korsluiting atau hal-hal tak diinginkan
lainnya.
Jika sudah beres, kita masukkan thermometer (pengukur suhu) dan
hygrometer (pengukur kelembaban). Letakan thermometer di atas permukaan
kawat nampan yang sudah diisi spons dengan air secukupnya. Setelah itu,
setting ulang thermostat.
Cara menyetel thermostat relatif mudah, karena kita tinggal memutar
baut untuk mengencangkan atau mengendorkan batas antara dua lempengan
thermostat. Kedua lempengan inilah yang akan memutus atau menyambung
aliran listrik untuk lampu.
Pengujian bisa dilakukan dengan menutup mesin tetas, kemudian
menghidupkan mesin tetas. Biarkan suhu di dalam mesin tetas meningkat,
dan sampai batas tertentu akan mati dengan sendirinya. Saat mati iniah
kita bisa melihat (melalui kaca jendela mesin tetas) berapa suhunya.
Jika, misalnya tercatat 40 °C, berarti Anda mesti mengendurkan baut.
Silakan dicoba lagi, sampai akhirnya lampu mesin tetas mati pada suhu 38
°C.
Untuk memantau kelembaban di dalam mesin tetas, Anda bisa melihat
hygrometer atau mengamati air yang ada dalam nampan berisi spons.
Kelembaban untuk penetasan telur sekitar 70 – 75 %. Jika spons kering,
biasanya kelembaban mulai menurun. Saat itulah Anda mesyi menambahkan
air melalui botol air mineral yang sudah dipasang. Jadi tidak perlu membuka-tutup mesin tetas.
Berikut ini adalah beberapa gambar dari hasil kreasi mesin tetas
rumahan dari backyardchicken. Silakan diamati dan dijadikan inspirasi
untuk Anda berkreasi sendiri dirumah.
sumber gambar dan referensi : backyardchicken.com
Selamat berkreasi, semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment